Tanjung Piayu Laut

Tanjung Piayu Laut terletak di kelurahan Tanjung Piayu yang berpusat di Pancur dan merupakan bagian dari Kecamatan Sei Beduk. Tanjung Piayu Laut termasuk salah satu kampung tua di Batam yang memiliki catatan historis panjang. Tempo dulu,kampung ini merupakan tempat laluan bagi Sultan Sulaeman ibnu Jawi ibnu Sultan Abdul Rahman yang menyamar menjadi rakyat biasa.

Sultan Sulaeman yang telah menukar namanya menjadi Leman Bin  Jawa, kerap menyinggahi Tanjung Piayu dalam perjalanannya berulak-alik dari Bintan ke Pulau Mendu ( Karimun). Karena tempat laluannya itu belum bernama, maka ia lalu menamainya dengan Tanjung Pelalu yang selanjutnya dikenal dengan sebutan Tanjung Piayu hingga kini. Tanah yang pertama kali dibuka olehnya adalah kawasan yang kini jadi area Masjid al-Muhajirin, yang dikelilingi pepohonan kelapa dan mangga.

Sultan Sulaeman wafat pada 26 September 1951 dan dimakamkan di ujung tanjung di kawasan Tanjung Piayu. Ia meninggalkan beberapa orang putra dan putri yakni: Tengku Sa'iyah, Tengku Asiah, Tengku Abubakar, Tengku Busu, Tengku Jumahat, Tengku Busran dan Tengku Abusamah. Di Tanjung Piayu sendiri,kini masih terdapat salah satu keturunan Sulaeman Jawi yang ke-5. Namun mereka enggan menonjolkan diri sebagai keluarga bangsawan, sebagaimana telah ditunjukkan oleh para pendahulunya.

Dikutip dari buku Nong Isa,Tonggak Awal Pemerintahan Batam oleh Ahmad Dahlan,dkk,terbitan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Batam, 2014.halaman 110.

Berikut foto2 yang penulis dapatkan di Tanjung Piayu.